Kabarbanuakita.com, Muarateweh -Dukung pelestarian alam di Kabupaten Barito Utara, Pj. Bupati Barito Utara bersama FKPD setempat dan instansi terkait lainnya melakukan silaturahmi ke tempat Konservasi dan Tempat Rehabilitasi Satwa Liar Endemik Kalimantan di camp Yayasan Kalaweit Indonesia, yang masuk dalam kawasan Hutan Pararawen Kecamatan Teweh Tengah.
Rombongan Pj Bupati disambut hangat oleh Aurélien Francis Brulé atau yang lebih dikenal dengan Chanee Kalaweit, yang merupakan ketua dan Founder Yayasan Kalaweit Indonesia.
Pj. Barito Utara Drs. Muhlis menyampaikan, kedatangannya bersama rombongan dalam rangka silaturahmi demi menjalin komunikasi yang lebih erat. Sehingga nantinya, akan ada suatu kerjasama yang baik dalam melestarikan alam di Barito Utara.
“Kami dari pemerintah Kabupaten sangat mendukung kegiatan konservasi ini karena sangat berharga untuk pelestarian alam maupun satwa yang berada dalam kawasan hutan di Barito Utara”,
Ia juga menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten juga sangat terbuka apabila terdapat hal yang memerlukan koordinasi dan pendampingan dalam pelaksanaan konservasi ini.
Chanee Kalaweit menyampaikan apresiasinya terhadap Pemerintah Kabupaten Barito Utara, atas kunjungan dan tujuan pelestarian alamnya. “Kami sangat senang dengan kehadiran bapak beserta rombongan, kami merasa didukung dengan kehadiran bapak disini. Karena peran untuk lingkungan bukan sesuatu yang gampang, jadi sangat penting bagi kami di lapangan karena merasa didukung dengan kehadiran bapak disini,”
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya disini merupakan perpanjangan tangan dari BKSDA untuk konservasi satwa. Ia menjelaskan, dalam area konservasi ini menampung berbagai satwa endemik Kalimantan, dengan didominasi oleh Owa atau yang disebut juga dengan Kalaweit, dengan total tempat penampungan rehabilitasi 200 ekor yang saat ini sudah terisi penuh.
Ia juga menjelaskan tamu yang berkunjung memang sangat dibatasi dan tidak dapat tiap waktu, dikarenakan akan mengganggu habitat dan kondisi satwa yang ada di dalamnya. Mengingat satwa yang direhabilitasi sangat sensitif dengan kehadiran manusia.
(Hertosi/ Kabar Banua Kita)
Tinggalkan Balasan