Kabarbanuakita.com, Palangka Raya-Memasuki era politik terkhususnya jelang pemilu kepala daerah baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten, Kota yang ada di Kalimantan, salah satunya ialah pilkada yang ada di Kalteng.

Gejolak ahkir-ahkir ini salah satunya ialah keinginan dengan adanya pemimpin putra daerah asli yang tau akan karakteristik masyarakat daerahnya.

Menanggapi hal itu, Ivanto ketua Pemuda Pemudi Dayak Kalimantan (PPDK) wilayah Kalteng mendorong putra asli daerah untuk dapat berkontestasi dalam ajang pilkada 2024 ini mewakili apa yang menjadi keinginan masyarakat asli daerah tersebut.

Ia juga berharap agar dalam kontestasi Pilkada terkhusus nya di Kalimantan Tengah ini agar tetap menjaga kekondusifan. Ia juga meminta kepada setiap calon pemimpin yang terpilih nantinya agar dapat memperhatikan kemurnian kaerifan lokal yang telah ada sedari dul dalam setiap aspek pembangunan.

“Kita mendorong supaya dalam kontestasi politik tahun ini terkhususnya di Kalteng, agar putra asli daerah ini maju untuk mewakili elemen masyarakat lokal asli daerah tersebut” ucapnya.

“Dan mari kita juga menjaga kekondusifan Pilkada tahun ini, bagi siapapun nanti yang terpilih kita berharap ya perhatian lah kemurnian kaerifan lokal, libatkan lah tokoh-tokoh masyarakat adat dalam setiap pembangunan kedepan” terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh ketua komunitas Forum Suara Pemuda Pemudi Dayak Kalteng, Daniel Olan, Ia menuturkan bahwa dalam Pilkada ini keterwakilan putra asli daerah yang mewakili masyarakat lokal, agar tidak adanya lagi bentuk diskriminatif terhadap masyarakat asli daerah tersebut. Namun Ia juga menyampaikan jika nantinya tidak ada satupun perwakilan putra asli daerah yang terpilih, Ia meminta siapapun yang terpilih nantinya untuk dapat memperhatikan hak-hak ulayat masyarakat adat.

Kemudian Ia juga berharap supaya kedepan fokus pembangunan di Kalteng jangan hanya terfokus pada satu lingkup, namun bagaimana pembangunan kedepan Ialah pembangunan daerah yang berdampak merata dan berkelanjutan.

“Saya tekankan agar kedepan bagi siapapun pemimpin yang terpilih hak hak masyarakat adat itu dapat diperhatikan. Aspek pembangunan juga jangan sampai terfokus hanya satu daerah saja, bagaimana pembangunan itu berkelanjutan dan berdampak bukan sekedar saat datangnya momentum pilkada saja baru ada dampaknya” jelas pemuda yang kerap disapa Niel.

“Kenapa kita mendorong putra asli daerah yang memiliki kompetensi mampu untuk memimpin dan mewakili masyarakat lokal masyarakat adat, supaya tidak ada lagi hal hal yang sifatnya diskriminatif. Kalo sebelum-sebelumnya berkoar koar untuk meminta adanya keterwakilan putra daerah, sekarang ayok kita sama sama dorong itu”. Tegasnya

(Ist/Kabar Banua Kita)